Menjadi seorang manusia biasa kadang memang memiliki beban moral ketika kita punya sahabat, kolega, atau bahkan saudara sendiri yang bisa dibilang lebih “bahagia” daripada kita.Padahal tolak ukur bahagia itu relatif, ada yang memandang dari kekayaan, kontribusi, fasilitas mewah atau bahkan ada yang hidup sederhana tidak punya apa-apa tetap bahagia.Jadi untuk apa membandingkan diri sendiri dengan orang lain.Membandingkan diri sendiri dengan orang lain dari segi prestasi bolehlah menjadi pecutan bagi kita untuk kedepannya lebih baik, namun jika perbandingannya adalah dari segi kekayaan itu tak kan ada habisnya.
Karena tidak semua yang terlihat dari segi harta benda yang banyak, fasilitas mewah, rumah besar, mobil mahal banyak, alat elektronik terbaru, pakaian branded dapat dikatakan...