August 02, 2013

surat untuk mu saudaraku (masihkah engkau anggap aku saudara?)

                Yogyakarta 2013
Assalaamu’alaykum Warrahmatullaahi wabarakatuh

Yang aku cintai karena Allaah
Saudaraku yang shalih

Entah apa yang ingin aku tuliskan dalam sepucuk surat ini, banyak angan yang membayangi penglihatan ini dan juga banyak kabut yang menyelimuti asa ini. Saudaraku, itulah sebuah prolog yang melukiskan apa yang ada pada diriku terhadapmu.
Aku mencintaimu karena Allaah saudaraku…
Banyak kisah yang telah terjadi di antara kita. Banyak kenangan baik itu manis, asam, asin, pahit (seperti permen aja yak ^^) yang melukiskan hubungan kita sebagai sadaura yang di persaudarakan karena Allaah. Telah banyak kita alami bersama getirnya hidup ini, hidup sebagai perantauan di tanah yang orang bilang nyaman ini. Engkau telah mengetahui aku apa adanya. Engkau tahu baik buruknya aku begitupun aku yang cukup memahami dirimu.
Saudaraku yang shalih…
Engkau adalah salah salah satu saudara terbaikku di ranah rantau ini. Banyak diskusi hebat baik antara engkau dan aku yang kadang sependapat maupun tidak. Namun itulah pergaulan yang sehat, pergaulan yang penuh dengan dinamika yang dapat membuat kita untuk saling memahami lebih jauh lagi. Kita berdua adalah insane yang diberikan karunia oleh Allaah untuk dapat menjadi sebagian klecil jundi-Nya di dunia ini. Engkau aku anggap lebih hebat dengan indahnya lantunan ayat suci Al-Qur’an yang engkau nyaringkan, kefahiman agama yang insyaaAllaah lebih dalam daripada aku bahkan siapapun di tempat naungan kita. Namun  yang membedakan kita adalah, aku lebih dahulu bergelut dengan dunia luar yang penuh dengan intrik ini. Aku yang lebih dahulu mengenal berbagai macam gejolak yang ada yang selalu mengintip kenyamanan kita.
Akhina, seorang anak yang shalih dan penuh bakti pada orang tua…
Entah mengapa, sedih sekali akhir-akhir ini aku melihatmu dalam kondisi seperti ini. Aku menangis, aku tahu bahwa engkau sangat benci terhadapaku walaupun secara tidak langsung. Engkau memahami apa makna “dakwah”. Engkau memahami agama, engkau memahami ayat suci Al-Qur’an. Namun aku sangat hancur ketika tahu bahwa engkau membenci saudara muslimmu yang lain walaupun berbeda manhaj atau metode dalam dakwah.
Bukankah perbedaan itu adalh fikrah? Bahkan Rasulullaah SAW pun pernah berdo’a kepada Allaah SWT untuk mempersatukan umat yang berbeda, namun Allaah tak mengabulkannya? Itulah karunia Allaah yang Maha Agung. Rahasia Allaah begitu indah dibalik semua yang ada. Aku sangat miris ketika engkau ingin sekali menjatuhkan saudaraku yang lain yang memiliki kefahaman manhaj atau metode yang sama denganku. Bahkan engaku ibarat membela tanah air dengan secucur darah penghabisan ingin menguras barisan dakwah yang sudah menjadi obat dan penghias di alam ini. Bahkan yang paling aku buat kecewa dan sangat sedih darimu, aku yakin kau taw ayat yang berisi mengenai memilih sang amir baik itu amir dalam wasilah atau wajiahah apapun ahruslah yang faham agama dan juga yang paling menegerti Islam serta jelas dia memiliki akidah yang sama dengan kita yakni akidah Islamiyah. Namun, engaku dan rekan-rekanmu yang baru ini dengan rela dan mengorbankan akar dari addien ini untuk memilihi salah satu dari luar agama ini untuk memimpin sbuah agenda besar yang dimana agenda tersebut dapat menjadi upaya dakwah terbesar di tanah ini, untuk menciptakan tanah yang kita nantikan, dimana Islam akan menghiasi dan mewarnai tanah ini.
Akhyna rahimahumullaah…
Mungkin aku salah terlalu menjudgemu seperti ini. Tapi aku yakin, kebencianmu terhdapaku, kebencianmu terhadap muslim lainnya yang berbeda manhaj denganmu tapi memiliki cita-cita yang mulia untuk addien ini, tidak akan turut menyurutkan langkahmu untuk terus berdakwah mungkin dengan jalanmu.
Afwan akhy, apabila ada banyak salah dalam surat ini, afwan jiddan,
Sungguh aku sangat mencintai dan menyayangi mu karena Allaah,
Dalam setiap do’a yang selalu aku panjatkan kepada NYA, tak lupa ada namamu yang tersurat.
Semoga Allaah menguatkan hati-hati kita dan terus berjuang di jalan NYA yang insyaaAllaah peniuh barokah dan rahmat ini.
saudaramu,


Adam Muhammad Ramdani

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes