Yogyakarta 2013
Assalaamu’alaykum
Warrahmatullaahi wabarakatuh
Yang aku cintai karena Allaah
Saudaraku yang shalih
Entah apa yang ingin aku tuliskan
dalam sepucuk surat ini, banyak angan yang membayangi penglihatan ini dan juga
banyak kabut yang menyelimuti asa ini. Saudaraku, itulah sebuah prolog yang
melukiskan apa yang ada pada diriku terhadapmu.
Aku mencintaimu karena Allaah
saudaraku…
Banyak kisah yang telah terjadi
di antara kita. Banyak kenangan baik itu manis, asam, asin, pahit (seperti permen
aja yak ^^) yang melukiskan hubungan kita sebagai sadaura yang di persaudarakan
karena Allaah. Telah banyak kita alami bersama getirnya hidup ini, hidup
sebagai perantauan di tanah yang orang bilang nyaman ini. Engkau telah
mengetahui aku apa adanya. Engkau tahu baik buruknya aku begitupun aku yang
cukup memahami dirimu.
Saudaraku yang shalih…
Engkau adalah salah salah satu
saudara terbaikku di ranah rantau ini. Banyak diskusi hebat baik antara engkau
dan aku yang kadang sependapat maupun tidak. Namun itulah pergaulan yang sehat,
pergaulan yang penuh dengan dinamika yang dapat membuat kita untuk saling
memahami lebih jauh lagi. Kita berdua adalah insane yang diberikan karunia oleh
Allaah untuk dapat menjadi sebagian klecil jundi-Nya di dunia ini. Engkau aku
anggap lebih hebat dengan indahnya lantunan ayat suci Al-Qur’an yang engkau
nyaringkan, kefahiman agama yang insyaaAllaah lebih dalam daripada aku bahkan
siapapun di tempat naungan kita. Namun
yang membedakan kita adalah, aku lebih dahulu bergelut dengan dunia luar
yang penuh dengan intrik ini. Aku yang lebih dahulu mengenal berbagai macam
gejolak yang ada yang selalu mengintip kenyamanan kita.
Akhina, seorang anak yang shalih
dan penuh bakti pada orang tua…
Entah mengapa, sedih sekali
akhir-akhir ini aku melihatmu dalam kondisi seperti ini. Aku menangis, aku tahu
bahwa engkau sangat benci terhadapaku walaupun secara tidak langsung. Engkau
memahami apa makna “dakwah”. Engkau memahami agama, engkau memahami ayat suci
Al-Qur’an. Namun aku sangat hancur ketika tahu bahwa engkau membenci saudara
muslimmu yang lain walaupun berbeda manhaj atau metode dalam dakwah.
Bukankah perbedaan itu adalh
fikrah? Bahkan Rasulullaah SAW pun pernah berdo’a kepada Allaah SWT untuk
mempersatukan umat yang berbeda, namun Allaah tak mengabulkannya? Itulah
karunia Allaah yang Maha Agung. Rahasia Allaah begitu indah dibalik semua yang
ada. Aku sangat miris ketika engkau ingin sekali menjatuhkan saudaraku yang
lain yang memiliki kefahaman manhaj atau metode yang sama denganku. Bahkan
engaku ibarat membela tanah air dengan secucur darah penghabisan ingin menguras
barisan dakwah yang sudah menjadi obat dan penghias di alam ini. Bahkan yang
paling aku buat kecewa dan sangat sedih darimu, aku yakin kau taw ayat yang
berisi mengenai memilih sang amir baik itu amir dalam wasilah atau wajiahah
apapun ahruslah yang faham agama dan juga yang paling menegerti Islam serta
jelas dia memiliki akidah yang sama dengan kita yakni akidah Islamiyah. Namun,
engaku dan rekan-rekanmu yang baru ini dengan rela dan mengorbankan akar dari
addien ini untuk memilihi salah satu dari luar agama ini untuk memimpin sbuah
agenda besar yang dimana agenda tersebut dapat menjadi upaya dakwah terbesar di
tanah ini, untuk menciptakan tanah yang kita nantikan, dimana Islam akan
menghiasi dan mewarnai tanah ini.
Akhyna rahimahumullaah…
Mungkin aku salah terlalu menjudgemu seperti ini. Tapi aku yakin,
kebencianmu terhdapaku, kebencianmu terhadap muslim lainnya yang berbeda manhaj
denganmu tapi memiliki cita-cita yang mulia untuk addien ini, tidak akan turut
menyurutkan langkahmu untuk terus berdakwah mungkin dengan jalanmu.
Afwan akhy, apabila ada banyak
salah dalam surat ini, afwan jiddan,
Sungguh aku sangat mencintai dan
menyayangi mu karena Allaah,
Dalam setiap do’a yang selalu aku
panjatkan kepada NYA, tak lupa ada namamu yang tersurat.
Semoga Allaah menguatkan
hati-hati kita dan terus berjuang di jalan NYA yang insyaaAllaah peniuh barokah
dan rahmat ini.
saudaramu,
Adam Muhammad Ramdani