January 10, 2012

sayangilah ayah


Jum’at malam, hujan turun sangat deras. Angin bertiup sangat kencang, halilintar silih bergantian menyapa. Monica berbaring di atas kasur empuknny sambil membaca buku yang berjeniskan misteri. Tanpa rasa takut ia malah menikmati bacaannya tersebut ditemani dengan suasana yang sangat menyeramkan.
Tiba-tiba saat ia sedang asyik membaca, telepon genggamnya (hp) berdering, menandakan ada pesan singkat (sms) yang masuk. Lalu ia mengambil hpnya yang berada disebelah kanan kaki kirinya. Ternyata papahnya yang meng-sms. Isi sms dari papah Monica :
Nic, papah gak jdi plang mlam ini dari Bali, cuaca bruk. Pending jadi bsok pagi. Jadi tunggu papah di bandara yak jam delapan. Love u
Setelah membaca sms dari papahnya tersebut, muka Monica terlihat senang. Dalam hatinya ia berpikir akan menikmati kesendiriannya di rumah dengan nyaman. Setelah menghabiskan satu bacaan buku, ia langsung membuka laptopnya. Monica melanjutkan dengan mengenet ria. Seperti malam-malam biasanya ia asyik dengan facebook dan twitternya. Saling memberitahukan kabar-kabar dan juga kondisi yang ada di daerah teman-temannya. Terutama teman-temannya yang berkuliah di luar negeri.
Sekitar jam tiga malam ia baru tertidur dengan keadaan laptop yang masih terbuka dan puluhan pemberitahuan di facebooknya yang meminta untuk dibuka. Jam empat pagi ia terbangun karena mendengar sahut-sahutan suara adzan shubuh. Namun ia tertidur lagi karena kantuk yang membelainya. Jam sepuluh pagi ia baru terbangun dari tidur lelapnya. Maklum, sabtu kuliah libur sehingga ia bebas melakukan apa saja.
Gila, jam sepuluh, tapi masih kalah ama rekor bangun gwa pas liburan tahun baru yang bangun jam empat sore,hahahahaha” Monica tertawa sendiri sambil membanggakan telatnya ia bangun.
Ia langsung mandi dan memakai kaos bewaarna hitam dan celana hitam. Entah apa yang ia pikirkan sehingga ia memakai pakaian serba hitam. Ia turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Bi ada nasi goreng kan? Aku lagi pengen nasi goreng nih..” teriak Monica kepada bi Iyam pembantunya.
Iya Non,, sudah ada kok di meja makan, kan sekarang hari sabtu, biasanya non Monic pengen nasi goreng,hehehe” sahut bi Iyam sambil menyiapkan susu untuk Monica.
Wah, bi Iyam emang paling hebat. Gak ada yang nonton TV nih? Biasanya bang Ujo nonton jam segini?” tanya Monica sambil melirik ruang keluarga.
Bang Ujo lagi ke pasar non, belanja ama Enung, kan senin Ibu bakal pulang dari Amerika ama non Serena.” Jawab bi Iyam.
Oh iya, asyik oleh-oleh dari mamih apa yak sama dari kak Ena?” ujar Monica sambil membayangkan apa yang akan dibawa oleh ibu dan kakaknya.
Non Monic, maaf, kok tumben pakai pakaian serba hitam, ada yang meninggal yak?” tanya bi Iyam keheranan.
Gak kok, gak tau nih, tiba-tiba tangan ini maw ambil baju ini.” Jawab Monica sambil mengangkat bahu.
Monica lalu pergi ke sofa tanpa menghabiskan sarapannya, padahal baru dua kali sendok ia santap nasi goreng kesukaannya. Monica terlihat tidak bersemangat. Lalu ia membuka internet melalui hpnya. Ia membuka situs detik dan membaca berita yang mengejutkan ada kecelakaan beruntun di jalan dekat Grogol. Ia kaget lalu ia menyalakan televisi. Ia melihat sebuah acara berita dan ternyata berita kecelakaan beruntun tadi menjadi topik utama. Dalam berita tersebut memperlihatkan juga video amatir yang dikirimkan oleh seorang gadis melalui hpnya. Kebetulan gadis tersebut sedang merekam teman-temannya yang sedang mengambil photo di dekat tempat kejadian. Dalam video tersebut terlihat kecelakaan beruntun yang sangat mengerikan. Kecelakaan tersebut melibatkan dua kopaja empat motor, dua taxi dan lima mobil pribadi. Dalam kecelakaan tersebut menyebabkan dua belas orang meninggal dan salah satu dari korban tersebut ternyata papah Monica yang terlihat jelas dalam video tersebut. Melihat video tersebut Monica berteriak histeris dan menangis. Bi Iyam yang sedang menuci di dapur langsung melepaskan piring yang dipegang hingga piringnya jatuh dan pecah. Bi Iyam berlalri menuju sumber teriakan.
Ada apa non? Kenapa ama non Monica?”
Monica tidak menjawab, ia memeluk bi Iyam sambil berteriak nama papah dan menangis. Bi Iyam merasa kasihan dan takut dengan kondisi Monica, tidak sengaja ia melihat telivisi dan melihat sosok Tuannya yang berada di antara korban-korban kecelakaan. Bi Iyam pun turut menangis dan meminta Monica untuk sabar dan segera menghubngi polisi dan stasiun televisi.
Bi Iyam lalu menghubungi polisi dan ternyata benar dari data diri korban, salah satunya adalah papahnya Monica. Mereka langsung bergegas ke rumah sakit tempat para korban di tempatkan. Monica dan bi Iyam langsung ke jenazah sang papah. Monica semakin histeris dan menangis dengan kencang. Monica teringat kalau papahnya meminta untuk menjemput di bandara jam delapan. Monica berteriak mengingat pesan papahnya itu, Monica menyesali karena ia tidak ingat untuk menjemput papahnya. Ia semakin menyesal karena ia sempat berpikir kalau ia sangat senang kalau papahnya tidak ada di rumah.
Sabar non, insyaAllah ini sudah menjadi suratan dari yang Maha Kuasa. Non harus ikhlas. Biarkan almarhum Papah dapat dengan tenang pergi bertenu dengan yang Maha Pemilik.”
Ini salahku Bi! Salahku! Kenapa aku telat bangun? Kenapa aku gak jadi yang jemput Papih di bandara? Kalau aku yang jemput tidak akan seperti ini jadinya!”
Astaghfirullah, sabar non, jangan begitu,ini memang sudah menjadi kehendak-Nya”
Monica terus menangis dan memeluk jenazah papahnya. Kalau saja ia tidak melihat video amatir kiriman yang ia lihat di televisi, mungkin ia tidak akan sadar dengan apa yang terjadi dengan papahnya. Peristiwa tersebut juga yang mungkin menjadi pertanda kenapa Monica memakai pakaian serba hitam.

1 comments:

Anonymous said...

makanya sayangi bapak ente

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes