November 13, 2012

mencuri sepeda di Italia jaman baheula


Antara Sepeda dan Sang Bocah
(review filem the Bicycle Thief)

Film yang berjudul asli Ladri Di Biciclette atau yang dalam bahasa Inggris the Bicycle Thief mengisahkan kehidupan keluarga yang hidup dengan serba kekurangan. Kisah klasik yang memand dalam suasana serta zaman klasik membuat suasana yang sangat nyaman dilihat.
Walaupun dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti yakni bahasa Italia akan tetapi dapat diartikan dengan adegan dan suasana yang disajikan dalam film ini. Kehidupan keluarga kecil yang dalam kenyataannya kecil pula dalam kondisi harkat sosial dalam bermasyarakat. Keluarga yang terdiri dari sang ayah yakni Antonio, sang isteri dan sang anak Bruno. Antonio yang telihat kusuh dan menyedihkan dengan kondisinya akhirnya mendapat pekerjaan sebagai tukan temple poster setelah menjual beberapa barang keluarga dan uangnya dibelikan sebuah sepeda untuk menunjang pekerjaannya.
Kebahagiaan pun dirasa oleh Antonio dan keluarga dengan pekerjaan yang akhirnya dimiliki oleh Antonio. Sayang namun sayang sesuai dengan judul film ini akhirnya pencurian sepeda pun ditayangkan dalam adegan ini. Dimana sepeda Antonio dicuri saat ia bekerja menempelkan poster. Saat pengejaran sepedanya yang dicuri ternyata ada persengkongkolan sehingga raiblah sepeda Antonio walau ia telah berupaya mengejar dengan menumpang pada sebuah mobil.
Kecewalah jelas pada diri Antonio, dengan pengorbanan harta yang dimiliki sekarang salah satu asset paling berharga untuk mencari nafkah. Sedih jelas nampak pada raut wajah Antonio. Akan tetapi perjalanan Antonio untuk kembali mendapatkan sepeda terus berlanjut. Sebagai seorang kepala keluarga jelas Antonio memilki rasa untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga dan memberikan nafkah yang padan dan memenuhi kebutuhan. Selain itu terlihat sekali sang isteri sangat mencintai dan mendukung apa yang ia lakukan sehingga ia ingin membahagiakan sang isteri.
Perjalanan Antonio yang panjang dan penuh emosi terus berlanjut. Pencarian kerja jelas ia selalu lakukan. Kemana-mana ia sambangi dan tak lupa Bruno sang bocah lucu nan manis ini selalu mengikuti kemanapun sang ayah berpijak. Lelah dan letih bahkan lapar pasti menghampiri perjuangan dua pengelana ini. Akan tetapi itu semua adalah pendamping kehidupan yang memang hars diterima.
Suatu ketika ia bertemu dengan seorang fulan yang terlihat sebagai artis kelas rendah yang bermain teater. Dengan dialah dia terlihat sedikit memilki sedikit harapan akan memenuhi kebutuhan dan mencari sepedanya lagi. Ia pun beranjak menuju sebuah jalan yang terlihat jajara sepeda dimana-mana. Wajah serius ia tampakan melihat satu per satu sepeda yang berjajar. Akan tetapi sepeda yang ia harap ada tidak tampak. Ya sudahlah hidup harus terus belanjut.
Di akhir penghujung film ini, diceritakan jika sang ayah yakni Antonio hendak mencuri sepeda yang terdampar di sebuah tembok bangunan. Lalu Antonio memberikan selembar uang untuk ongkos pulang Bruno meninggalkan ayahnya. Namun tak disangka Bruno bocah cerdas yang selalu mengikuti gerak-gerik ayahnya ini tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh sang ayah. Ternyata sang ayah mencuri sepeda. Niat nekat itu dilaksanakan Antonio namun nasib naas kembali tersimpan pada dirinya. Dia kethauan dan dikejar oleh sang pemilik sepeda, tak ayal warga sekitarpun ikut mengejar. Akhirnya Antonio pun tertangkap dan Bruno melihat ayahnya mencuri sepeda dan dikerumuni oleh banyak orang. Brunopun mendekat sembari menangis meilhat sang ayah diperlakukan kasar oleh orang-orang. Akan tetapi sang pemilik sepeda yang baik hati iba meilhat Bruno yang menangis sehingga Antoniopun dilepaskan dan hanya diberi nasihat-nasihat. Mereka berduapun akhirnya jalan pergi dengan Bruno memegangi tangan sang ayah.
Kisah yang luar biasa. Menceritakan bagaimana kondisi rakyat kecil pada zaman dahulu di negeri pizza ini. Memank tak jauh berbeda dengan kondisi rakyat kecil pada semua Negara, terhimptnya kondisi ekonomi menjadi momok yang memang selalu mendampingi jalannya kehidupan. Akan tetapi ada poin berbeda yang dapat diambil yakni kondisi masyarakat dan lingkungan yang berbeda dengan kondisi di Indonesia pada zamannya.
Pelajaran yang patut dicontoh, terutama akhlak yang baik dari sang anak. Ketegaran sang ibu dan usaha keras dari sang ayah walau sesi akhir saat ayah mencuri tak perlu dicontoh.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes