August 14, 2012

Rumah ^TAKWA^ MBM


Bintaro, 13 Agustus 2012
Senin di Rumah Takwa Masjid Baitul Maal

Alhamdulillah, betapa besar telah Allah berikan kepada kita umatNya yang kadang kala lupa akan keAgunganNya berbagai nikmat yang luar biasa. Masih bisa terbangun untuk menunaikan berbagai ibadah baik wajib maupun sunnah adalah nikmat yang tak dapat diingkari. Membangunkan saudaraku yang aku cinta karena Allah mengingatkan kembali pada masa lampau.  Terlunglai langkah kaki dalam benak yang belum terjaga sempurna ke arah masjid untuk menunaikan tahajud bersapa pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Terdengar geruh motor dalam keheningan subuh yang masih menanti adzan. Syamsul sang pemuda giat nan gigih membelikan kami makanan untuk sahur. Mas Catur alumni kekar yang sangat terlihat sekali kepeduliannya yang sebenarnya terlebih dahulu terjaga dan membangunkan kami bersegera bangkit menuju kamar rumah takwa menghampiri Syamsul.
Intermezo pagi hari dalam bulan romadhon di kompleks Masjid Baitul Maal.
Suasana yang sungguh sangat aku rindukan. Namun, sangat berbeda ketika awal romadhon aku disini dengan romadhon saat ini disini. Mas Catz yang dahulu ialah sebagai tetua di sini yang selalu dengan tegas dan humorisnya sok-sokan memberikan perintah saat ini ia berperan sebagai tamu spesial. Mas Ta’in yang saat ini sudah bahagia dengan sang isteri, dahulu ialah pemuda yang sangat shalih dan paling semangat dalam berbakti di rumah Allah.
Bang Poet yang kemarin baru saja saya bersma dengannya dan sekarang berada di Medan, dahulu ialah pemuda lugu nan  santun yang asli Jawa namun lahir di Sumatera Utara pernah menjadi orang nomor 1 di rumah takwa ini.A iponk, pemuda imut (heummmm) karena paling putih sih dan kalem namun pandai bertaktik dalam mengurus administrasi rumah takwa yang saat ini bahagia di Curup bersama isteri shalihah dan putrerinya yang belia. Mas Edo, pemuda pemberani yang loyal terhadap rumah takwa yang saat ini berada di suatu pulau bernuansa menantang ‘cocok am mased’ bersama sang isteri.
Hummm ke lima mas-mas yang luar biasa dan meiliki karakter khusus diantara mereka. Membuat RT MBM seakan menjadi RT yang luar biasa. Keganasan mereka, kelihaian mereka, keshalihan mereka dn berbagai karakter kariim yang mereka miliki menjadi panutan dan contoh yang tak bisa dipungkiri. Rasa rindu akan kebersamaan mereka menjadi semakin  kuat ketika bulan romadhon aku sambangi di Masjid Baitul Maal kampus STAN ini.
Bang Dir? Heum bocah yang ternyata asalnya dari HI UGM 2007 ini paling maniak ama laptopnya apalagi desain dan blog. Kaderisasi MBM ini merupakan abang yang paling galau, entah kenapa? Bang Dodi sang penjaga sejati rumah takwa MBM ini sejatinya abang bagi semua, ketegasan dan kepeduliannya patut di acungi jempol. Bang Harahap, heummm paling sering berantem sama saya dan sang penjaga perpustakaan MBM. No Comment peace ^^. Merekalah kaka angkatan satu tahun diatas saya.
Nah ini dia kawan satu angkatan. Muhammad Farid Ishlahi ‘dek Far’ sosok yang santun, asli sunda namun besar Jogja. Sosok cerdas dan kalem ini sedikit mirip dengan kakaknya a ipon. Saudaraku yang satu ini penuh dengan imajinasi dan pandai dalam menggambar. Dialah yang pertma kali masuk menjadi keluarga besar RT MBM di angkatan kami. Kholiq Abdullah ‘dek Khol’ sang maestro ustadz yang pernah diterima di Al-Azhar Kairo namun ia lepas. Guru agama bagi kami dan pernah didaulat sebagai Imam MBM nomor sekian setelah Pak Narso. Muhammad Ramdani ‘Adam’ itu saya.
Itulah angkatan 2009 yang memang masuk di awal sebelum dinamika atau yang biasa Farid sebut Happy Three Friends ^^. Lainnya ada Susilo ‘dek Ucio’ sang genius boy yang memilki tingkah polah paling aneh diantara kami semua. Keluguannya sangat membantu dalam banyak hal untuk kemashlahatan MBM. Ia pun termasuk dalam gank The Keong shoulter^^. Mukhlis ‘dek Lis’ sang Kiayi Kanjeng yang subhanallah, diantara kami ialah yang paling dewasa, ketegasan tak dapat dipungkiri lagi dan inovasi yang baik ia salurkan untuk kebaikan MBM. Syamsul Arifin ‘dek Syam’ ialah maduar nomor dua abis Mukhlis, sosok yang yang lugu dan mengingatkan saya pada mas Ta’in karena kesetiaannya pada MBM. Ada juga saudara baru 2009 yang baru masuk saat angkatan akhir......Mahbubi, sang anak smart excelensia,, hummm bocah ya memang karena ia sangat kekanak-kanakan. Tio Prasetyo ‘pak Dek’ hum sosok yang sangat agamis dan berkacamata ini baru saya kenal pada saat saya hendak hijrah ke Yogyakarta.
Inilah adik-adik kami yang insyaAllah penerus perjuangan jundi Rumah Takwa Masjid Baitul Maal.
Haris, madura nomor tiga ini yang subhanallah yak, sekiranya ia memperlihatkan kesungguhannya untuk mengabdi pada rumah Allah MBM. Sang gitaris namun islamis ini begitu mengenal tarbiyah bahkan liqa namun kesungguhannya patut dibanggakan. Sutan sang anak Medan dan anak pajak juga terlihat begitu semangat apabila berbicara mengenai olahraga dan iapun sangat getol dalam mencari nafkah,, subhanallah yak. Adhe? Bocah berkacamata ini terlihat paling santai diantara yang lain namun semoga bisa berkontribusi banyak yak di MBM.
Selain mereka diatas, ternyata ada yang baru kembali dan yang saya dengar ad Lutfi Hanafiah, akhirnya ada anak purwakarta selain saya. Ada Yuppi, Yogo ‘sang Ketua Listen yang baru’. Merke berdua mendinglah saya kenal ada juga yang bahkan saya tidak kenal sama-sekali yakni Amin, Arif dan Tut Putut.
Serta yang takkalah special bahkanmemberikaninspirasibagisaya, ialahtatkalamasihbisabersuadenganpara alumni yang luarbiasa. Pak Ali, sang pemimpin yang baikhatidanlembutperingai. Om Jankzpenyukamaenbal-balan di lapangan MBM namjunberhatisangatbaikdanjugahumoris. Bang Ashadialgojo Medan yang memilkiketegasan yang kuat. Mas Pandu sang inspirator yang memilkikelebayantingkatakut. Bang Imron sang Imam yangmemilkijiwa social yang luarbiasa. Bang heru, pakMa’sul yang tegasdankuat, plus saya di MBM [alingseringkeMBMdiangkatannya ^^.
Itulah sepenggal cerita mengenai saya dan Rumah Tangga (Rumah Takwa) Masjid Baitul Maal.
Sebuah Masjid yang sangat saya kagumi dan memilki sejarah manis. Masjid yang...
Tak semegah Al-khuriyah IPB
Tak seindah Masjid Kampus UGM
Tak sekokoh Salman ITB
Tak seluas Ukhuwah Islamiyah UI

Muhammad Ramdani (Uwa RT MBM’09)

June 22, 2012

kisah luar biasa muslim di Eropa


Gemilang Islam Masa Lalu

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamiin. Islam adalah anugerah terbesar yang Allah berikan kepada umat manusia yang ada di Bumi ini. Islam adalah  cahaya yang paling terang benderang dari cahaya lainnya di jagat raya ini.
99 Cahaya di Langit Eropa telah memberikan wacana baru bagi penikmat sejarah. Memberikan suasana yang menyegarkan bagi penikmat novel yang kental dengan nuansa Islami. Indahnya alur perjalanan yang cantik yang disampaikan Islam pada masa lalu. Novel yang berkarakter nonfiksi ini sangat menggugah hati pembacanya.
Perjalanan menakjubkan yang dituangkan penulis yakni Hanung Salsabila yang tak lain adalah anak dari tokoh Negarawan Muslim Amin Rais. Hanung mengkisahkan perjalannya yang luar biasa dalam mengarungi sejarah masa keemasan Islam di Eropa. Berapa Islam sangat agung di masa lalu yang menjadi cahaya penerang bagi bumi Eropa yang tak seputih kulit masyarakatnya.
Keagungan Islam tersuguhkan secara apik didalam buku ini. Dimulai dari umatnya yang taat dan ramah serta memiliki nilai toleransi hingga perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan yang luar biasa cantiknya dari masyarakat muslim. Serta transfer kultur yang harmonis yang disampaikan muslim saat itu bahkan saat ini pula.
Selain meyuguhkan sejarah luar biasa mengenai Islam, dalam buku ini pula menceritakan betapa getirnya kehidupan muslim di Eropa masa kini. Dalam berbagai hal dan aspek kehidupan masayarakat muslim di Eropa sungguh sangat berbeda kondisinya disbanding dengan masa lalu. Perbedaan ini jelas ditunjukkan dengan ketatnya peraturan serta keterbatasan mobilisasi bagi kaum muslim.
Dicontohkan oleh buku ini bagaimana Rangga suami Hanung yang sedang melaksaanakan studi di Austria yang hanya untuk melakukan shalat Jum’at saja sangat dikecam bahkan dilarang. Untuk melakukan shalat lima waktu saja di kantor sangat diawasi ketat sehingga perlu melakukan mobalisasi ke tempat ibadah yang sebenarnya tidak cukup baik untuk melakukan sholat.
Lalu bagi Fatma sahabat Hanung yang baru dikenal di Austria, wanita shalihah asal Turki yang mengenakan jilbab ini sangat kesulitan untuk medapatkan pekerjaan di Austria. Bukan hanya itu, kesensitifan terhadap kaum muslim sangat jelas terlihat. Ada juga yang secara terang-terangan mengolok-olok kaum muslim dan Islam secara keselutuhan. Akan tetapi tidak sedikit juga masyarakat Eropa yang sangat menghargai perbedaan dan toleransi. Bahkan ada masyrakat Eropa yang sangat mencintai peadaban Islam yang di tunkullan dengfan perilaku muslim dan sejarah peradaban yang dibeikan untuk Eropa dan juga dunia.
Hal lain yang cukup menarik di dalam buku ini ialah mengenai masyarakat Eropa ialh ketidakpercayaan mereka terhadap agama. Atheisme sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan saat ini msayrakat Eropa sangat trauma denga kekangan agama yang terjadi di masa lalu. Dimana kala itu doktrin gereja yang luar biasa mengekang sehingga muncul masa kegel;apan bagi bumi Eropa. Tidak berbeda jauh dengan gereka, ada sauatu masa kala Islam menjadi pelita bagi masyarakat Eropa, Islam menjadi penakluk yang ditakutkan dnegan cara yang cukup jauh dengan cara leluhur muslimin yang mengindahkan Islam untuk Eropa.
Hanung dan Fatma yang merupakan muslimah yang insyaAllah shalihah dan mensahalihkan, berupaya dari hal-hal kecil untuk mengenalkan Islam yang sejati bagi masyarakat Eropa dan dunia. Fatma yang memulai dgan sikap lembut dan senyuman yang menyejukkan membuktikan Islam adalah agama yang damai dan bersahaja. Bahkan tidak sedikit dengan sikap Fatma tersebut banyak masyarakat Eropa yang mulai terjenuhkan dengan Islam.
Itulah hal-hal besar yang ditunukkan oleh biku ini. Semoga menjadi inspirasi ^^

Muhammad Ramdani
(adam)

April 17, 2012

Reptile Melanda Yogyakarta?

Halaman Gedung Bimo di Kotabaru, Kamis (12/4) dipadati umbul-umbul berwarna kuning dan ungu. Umbul-umbul tersebut menandakan diselenggarakannya Jogja Reptile Exhibition and Contest (JOREC). Acara yang terbuka untuk umum dan berskala nasional ini berlangsung 11-15 April 2012 dan baru pertama kali diadakan di Indonesia dengan Yogyakarta sebagai tuan rumah.
JOREC merupakan pertunjukan dan kontes reptil. Beraneka ragam reptil dipamerkan dan dilombakan dalam acara ini, mulai dari berbagai jenis ular, kadal, biawak, tokek, kura-kura, dan jenis reptil lainnya. Menurut Ginanjar Setiadi, ketua panitia, penyelenggaraan JOREC merupakan salah satu bentuk apresiasi bagi para pecinta reptil di seluruh Indonesia, khususnya Yogyakarta. “JOREC ini kita adakan atas ide dari teman-teman pecinta reptil di Yogyakarta yang tergabung dalam berbagai klub pecinta reptil,” ujar Ginanjar. Berangkat dari ide tersebut, dibentuklah kepanitiaan acara yang terdiri dari para pecinta reptil dari lima kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Jakarta, Medan, Malang, Surabaya, dan Palangkaraya.
JOREC juga menggelar kontes reptile mulai 14 April. Para pecinta reptil bersama peliharaan kesangannya dapat mengikuti kontes ini. Ada dua kategori yang diusung, yaitu kontes leopard gecko atau tokek dan turtle and tortoises atau kura-kura darat dan air pada 14 April. Selanjutnya, kontes local and import snake (ular), lizard and agamit (kadal), dan varanus and salvator (biawak) akan memeriahkan puncak acara pada 15 April. Beberapa juri yang berkompeten dalam bidang reptil dari berbagai kota dan negara akan hadir untuk memberikan penilaian.
Pada 14 April, diadakan juga seminar untuk memberi edukasi kepada masyarakat mengenai reptil dengan tema “How to Identifies Reptiles”. Pembicara pada seminar ini adalah Drs. Irvan sidik, M.Sc. dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). “Melalui seminar, kami ingin masyarakat mengenal reptil bukan sebagai hewan yang ditakuti tapi bisa dipelihara dan membawa manfaat,” tambah Ginanjar yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM angkatan 2008.
Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh rangkaian acara hiburan, seperti penampilan tari dan musik. Berbagai perlombaan juga diselenggarakan, seperti lomba bakat dan paduan suara anak-anak. Lomba bakat yang diselenggarakan pada 13 April ini dapat diikuti oleh peserta dari tingkat kelompok bermain sampai SMA.

March 31, 2012

Aksi Rakyat Tolak Kenaikan BBM

Aksi penolakan kenaikan BBM terus bergulir, berbagai elemen masyarakat, baik mahasiswa maupun organisasi lainnya menggelar demonstrasi. Di Yogyakarta, tempat-tempat  strategis pun menjadi titik pusat aksi. Selasa (27/3) lalu tercatat lima aksi mahasiswa di tempat berbeda. Demonstrasi digelar di perempatan UIN Sunan Kalijaga, Bunderan UGM, Tugu Jogja, depan Kantor Gubernur DIY di Jalan Malioboro,  dan Titik Nol Kilometer. Kelima aksi tersebut terjadi dalam rentang waktu berdekatan. Tuntutannya pun sama, “Kita menolak rencana kenaikan BBM,” kata Agus Syahputra, Koordinator Aksi Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Jumat (30/3) malam pukul 19.00, kenaikan harga BBM akan diputuskan dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR, Senayan.
Menurut Neil Aiwoy Menteri Departemen Advokasi BEM KM UGM, ada beberapa kesalahan yang menyebabkan kenaikan BBM.  Pertama, banyaknya Premium bersubsidi yang salah sasaran. Kedua, adanya mafia migas yang membeli BBM dengan harga lokal dan dijual ke pasar asing dengan harga asing pula.  Terakhir, harga minyak bumi yang terus meningkat di pasar internasional.
Harga BBM sudah mulai naik sejak tahun 2003. Beberapa kali pemerintah menaik-turunkan harga BBM, khususnya BBM bersubsidi. Semenjak tahun 2003 sudah terjadi perubahan harga BBM sebanyak 9 kali. Perubahan harga minyak tanah terjadi selama dua kali pada tahun 2003 yakni pada tanggal 1 Januari dan 21 Januari. Tahun 2005 terjadi dua kali perubahan, yakni pada bulan Maret dan Oktober. Harga Premium dari Rp 2.400,00/liter pada bulan maret menjadi Rp 4.500,00/liter pada bulan Oktober. Bahkan tahun 2008 pemerintah melakukan perubahan harga BBM sebanyak tiga kali, tepatnya pada 1 Mei, 1 Desember dan 24 Desember. Pada tanggal 1 Desember harga Premium Rp 5.500,00 dan menjadi Rp 5.000,00 pada tanggal 24 Desember. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 38 tahun 2008, harga minyak tanah masih berkisar Rp 2.500,00 dan Premium Rp 5.000,00. Terakhir, sebagai pemindahan bahan bakar dari minyak tanah ke gas, subsidi minyak tanah dicabut sehingga harga minyak tanah menjadi Rp 9.000,00 dan harga Premium turun menjadi Rp 4.500,00.
Professor Jumina Guru Besar Fakultas MIPA memaparkan, saat ini anggaran bagi BBM hanyalah 90 US Dollar. Akan tetapi dalam kenyataannya pemerintah harus mengeluarkan dana lebih karena harga minyak bumi ternyata mencapai 120 US Dollar. Professor Jumina menambahkan, wajar jika pemerintah menelaah kembali jika harga BBM tetap seperti sebelumnya. Dengan harga yang masih sekitar Rp 4.500,00 perliter pemerintah harus banyak menanggung beban keuangan yang begitu berat. Apabila harga BBM dinaikkan menjadi Rp 6.000,00 perliter, pemerintah akan memangkas dana sebanyak Rp 60 trilliun. “Jumlah uang sebanyak ini seharusnya dapat dijadikan untuk membangun berbagai infrastruktur nasional yang dapat membuka banyak lapangan pekerjaan,” tutur alumni Shaga University Jepang ini.
Menurut analisis Kwik Kian Gie, Mantan menteri ESDM, PERTAMINA yang merupakan perusahaan pengelola minyak bumi dalam negeri harus membeli produk tersebut kepada pemerintah. Transaksi antara PERTAMINA dan pemerintah menghabiskan sekitar 226 trilliun rupiah. Sedangkan transaksi minyak bumi sewajarnya adalah sekitar 120-130 trilliun rupiah, sehingga pemerintah surplus sekitar 90-100 trilliun rupiah. “Jelas ada rekayasa politik disini. Namun itu belum dapat di telaah lebih lanjut lagi dan harus ada kajian yang mendalam.” Tambah Neil, mantan ketua Forkomsi (Forum Komunikasi Sekolah Vokasi) UGM ini.
Kenaikan harga BBM akan berdampak pada naiknya harga bahan pokok. Tarif transportasi umum akan turut  naik, dengan tarif yang semakin memberatkan rakyat. “Korban sejati dari pergulatan berbagai polemik negara adalah rakyat, terutama rakyat miskin.” ujar Neil.
Mengenai kenaikan harga BBM, Agus Syahputra, Koordinator Aksi Penolakan Kenaikan BBM UIN Sunan Kalijaga menawarkan solusi. Menurutnya, pemerintah bisa menutupi subsidi BBM. “Naikkan pajak perusahaan-perusahaan besar dan nasioanalisasi perusahaan asing,” serunya.
(Ibnu Hajjar, Muhammad Ramdani)

March 26, 2012

Lantunan Nada serak, Lihainya Jari-Jemari


Lantunan Nada yang Serak karena lihainya Jari-Jemari
Tak dipungkiri lagi, memang saat ini lantunan nada kata yang saya ambil di judul, atau budaya oral sudah menjadi kebudayaan semata. Kebudayaan yang kerap serak atau jarang digunakan, karena berbagai medium yang yang mengalihkan fungsi.
Akan tetapi budaya oral tak akan pernah mati, karena budaya oral sangat erat dengan kehidupa manusia sehari-hari. Masih sangatlah bersyukur setiap manusia yang masih bias diberikan kenikmatan yang telah Tuhan berikan, berupa lisan yang masih berfungsi.
Sebelumnya, budaya oral merupakan budaya manusia yang menggunakan lisan yang tentunya keluar dari multu kita untuk berbicara dan berinteraksi dengan manusia serta makhluk lainnya. Budaya oral adalah fitrah yang memang sudah dibawa sejak lahir oleh manusia, tandanya adalah saat tangisan dan suara yang keluar saat bayi dilahirkan. Itulah tanda pertama seorang manusia melakukan budaya oral.
.
Bahkan dalam menjalenag kematian pun, budaya oral masih sangat berguna. Missal dalam Islam, saat manusia hendak menanti ajalnya tiba maka ia akan mengucapkan kedua kalimat syahadat (apabila Allah meridhokannya).
Berbeda dengan budaya tulisan atau literatur. Budaya tulisan muncul dikehidupan manusia saat mereka melihat kejadian yang ada disekililing mereka. saat dimana mereka hendak mengabadikan sesuatu sehingga dapat diwariskan dan dilihat oleh keturunnanya. Budaya oral memang memiliki berbagai macam latar tergantung bahasa dan daerah mana manusia tersebut berasal. Tulisanpun sama sebenarnya. Tulisan arab dengan Indonesia berbeda, begitupun dengan budaya oralnya. Maka dari itu tidak ada perbedaan antara budaya oral dan tulisan.
Budaya tulisan masih sangat dominan saat ini, walau ekspansi literature tetap menaik. Budaya tulis yang dulu masih menggunakan bebatuan dan alat lainnya, saat ini telah banyak perubhana yang siginfikan sampai adanya handphone dan keyboard.
Dengan adanya HP jelas manusia tidak perlu bersoar-soar lagi dengan suaranya. Hanya dengan menggunakan HP dan via sms, manusia hanya perlua menekan tombol-tombol yang ada di Hp dan menutarakan pesannya. Sederhana dan mudah.
Bahkan saat ini mulai banyak bermunculan jejaring social yang lebih mudah mempertemukan banyak orang dibanyak tempat hannya dengan kata-kata pada layar baik computer maupun telepon genggam. Contoh dari jejaring sosial ini seperti friendster, facebook, myspace, flickr, blog-blog dan lain sebagainya. Dengan berbagai media ini, manusia dapat berkomunikasi walau jaraknya berjauhan.
Sementara itu budaya oral yang dulu menggunakan telepon saat ini sudah jarang karena tidak lebih sfisien dan tidak semurah menggunakan jejaring sosial. Tidak heran jika saat ini memang budaya tulis sudah membludak bagaiakan injeksi memalaskan orang-orang untuk berbicara satu sama lain secara  langsung. Akan tetapi tetap saja budaya orang yang sudah melegenda dan merupakan syarat wajib seseorang akan selalu terjaga.

March 15, 2012

cerita menakjubkan dari jazirah Afrika 'Sahel'


Review Love in Sahel
By National Geographic

Pada film ini diceritakan bahwa oral komunikasi cukup penting dalam bersosialsisasi. Dengan oral komunikasi terutama yang saling mengerti akan mempermudah dalam berkomunikasi. Satu sama lain akan lebih cepat dalam menerima pesan yang disampaikan.
Diceritakan pada film ini kehidupan sosial masyarakat pedalamam Afrika yang menggantungkan kehidupan dari air sungai. Hidup yang luar biasa ditunjukkan pada film ini, dengan kebudayaan yang cukup keras namun memiliki khasanah yang mengesankan.
Kehidupan wanita yang hanya menetap di dalam perkampungan, akan tetapi sang pria yang berkelana menjalani hidup demi keberlangsungan kehidupan pula. Keganasan gurun dan cuaca di Afrika yang luar biasa telah menjadi hal uang biasa bagi mereka. Hadangan panas dan berbagai wabah penyakit terutama dari lalat tse-tse sudah menjadi sesuatu yang lazim.
Wanita-wanita disana sangat dekat satu sama lainnya. Interaksi yang saling terjaga dan cara bicara mereka yang menandakan bahwa mereka bak memilki ikatan yang kuat. Terutama para gadis yang sedang mempelajari bagaimana menjadi wanita yang dewasa dan akan menghadapi dunia kewanitaan sesungguhnya.
Kehidupan pria disana lebih menantang lagi, apabila saat musim penghujan tiba maka inilah waktunya untuk sang pria berkelana. Dimana sang pria berkelana bukan untuk mencari kejelasan hidup, akan tetapi untuk menggembalakan ternaknya. Ternaknya ialah sapi-sapi yang harus bisa diberi makan agar saat mereka kembali sang ternak sudah besar dan berdaging banyak.
Selama berkelana, mereka lsang pria lebih sering meminum susu sapi yang langsung dari ternak mereka. Dengan meminum susu tersebut mereka dapat lebih tahan dan kuat untuk menjalani pengembaraannya.
Pengembaraan pria ini sebenarnya bukanlah hal yang mudah. Banyak tan tangan yang mereka hadapi di daratan afrika ini. Selain panasnya gurun yang memang terkenal di daratan Afrika, lalat tse-tse, binatang buas, dan badai gurun yang kadang muncul tak terelakan. Tapi itu semua adalah perjuangan yang harus mdan mutlak dihadapi. Terutama bagi pria yang akan menyunting wanitaa pujaannya. Sapi yang gemuk adalah harga mutlak agar mereka dapat diterima oleh keluarga wanita.
Saat sang pria melakuakan misinya di jazirah Sahel dan sekitarnya. Sang wamita melakukan penantian panjang pria idamannya. Wanita yang sudah bersuami saling membantu wanita lainnya untuk bersolek diri, denagn menambahkan perhiasan-perhiasan berhaga di tubuhnya. Bahkan rambutnya pun dihias dengan hiasan rambut sehingga benar-benar rambut wanita disana bak mahkota kepala yang menarik.
Sang pria dengan suguhan kata-kata manis dari wanita idamannya serta penampilan yang sangat menarik tersebut akan menjadi semakin menyayangi sang wanita. Lelah dan perjalanan hidup yang luar biasa terasa hilang setelah berjumpa. Hangatnya keluargapun menjadi penawar atas apa yang terjadi selama mereka mengelana.
Itulah kehidupan yang luar biasa di jazirah Afrika. Jazirah ganas namun memilki kisah manis dibalik itu semua. Love in Sahel.

Muhammad Ramdani
11/317792/SP/24682
Sejarah Ilmu Komunikasi dan Media




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes